Bangkit Sebelum Hari Kebangkitan

Hari kebangkitan adalah hari kepastian: tak ada ruang untuk ‘berpikir’, tak ada ruang untuk keraguan. Tak ada lagi kesempatan untuk ‘memikirkan’ bagaiman bentuk gunung karena mereka semua telah diratakan menjadi debu. –Dr. Mustafa Mahmoud, Ketika Baca Al-Qur’an Begitu Mencerdaskan

Apa yang sudah diketahui tentang dunia? Menyimpan segala hal dari yang pernik hingga yang inti. Sudahkah itu semua mengembalikan diri pada kesadaran tertinggi? 

Melihat segalanya berdasarkan cara pandang berbeda. Tak sekadar melihat, tetapi menyelami makna di baliknya. Membaca bait ayat demi ayat dan penjelasan dari buku “Ketika Baca Al-Qur’an Begitu Mencerdaskan”, mengingatkan saya pada momentum hiking dan melewati jalan raya area pegunungan.

Gunung-gunung itu akan hancur sehancur-hancurnya bak debu yang beterbangan (QS. Thaha:105). Allah, Engkau berikan kesempatan memperhatikan dan merenungi semua ciptaanMu lewat tanda-tanda yang hakiki. Saat melewatkan tanda-tandaMu sebagai awal kehancuran berpikir, aku berkubang pada materi yang tak abadi. Bergumul pada kegelisahan duniawi yang tak berujung. Membiarkan pikiran-pikiran remeh memenuhi isi kepala. 

Membaca ayat-ayatMu, menjadi sumber lautan ilmu tanpa batas. Mencerahkan saja tak cukup. Cerah tanpa pergerakan hanyalah tingkatan minimal sekadar tahu menjadi tahu. Bukan menjadi tahu dan tergugah untuk bergerak. 

Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Tuhan, sementara Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tahap? (QS. Nuh:13-14). 

Lengah sedikit saja berarti membiarkan pikiran dirasuki godaan setan. Mempertanyakan kondisi tak nyaman yang terjadi. Tak menerima apa yang tengah dijalani. Maka bangkitlah. Buat semuanya menjadi jelas. Tak ada alasan untuk terhenti pada keluhan. Tak ada waktu untuk terus merundung kepayahan. Bangunlah dari rasa “aku pasti bangun esok hari”. Karena tak pernah ada yang tahu kapan ajal menghampiri. 

#RamadhanInspiratif #day20 #challenge #aksara #ODOPfor99days

Silahkan komentar, senang bisa berbagi :-)