Kita untuk Selamanya

Kita untuk Selamanya

Di tengah hingar-bingar café, kami berusaha menggulirkan gagasan dan perasaan satu sama lain tentang maksud pertemuan. Hanya sekedar ruang rindu saja kah atau ada follow up berupa ruang gerak gagasan masing-masing meski hanya lewat virtual. Hal itu tampak dari skeptisme Arry yang kini telah tumbuh menjadi seorang dosen. Seurakan atau se”jeger”nya Arry, menurutku dia mampu melihat sudut pandang berbeda tentang masa lalu dan kebersamaan yang sesungguhnya. Dia mampu memberikan “formula” yang terlewat saya pikirkan. Karena mungkin kami hanya berjibaku pada bayang-bayang nostalgia. Merindukan semua hal di masa lalu yang membuat kami menoleh ke belakang terlalu lama. Life must go on.

Pajagalan, our memories. (Foto edited by erusyado)
Pajagalan, our memories. (Foto edited by erusyado)

Terima kasih padaMu Ya Rabb, telah sempat menghadirkan mereka dalam sebuah episode kehidupan.

Terima kasih untukmu teman, yang telah bersabar dan bertahan melalui berbagai hal di masa silam saat kita bersama melalui setiap riak perjuangan. Tak dapat dipungkiri, karena satu sekolah kita bertemu, karena di RG-UG kita menjadi dekat. Mari tetap menjadi diri sendiri dan memberikan energi sampai nanti, meski itu lewat tegur sapa di arena virtual, atau lewat do’a yang kita panjatkan di setiap sujud kita. You’re always my best memories.

Tulisan ini hasil notulensi secara acak dari pertemuan Sabtu, 3 November 2013 di sebuah café Jl. Riau, Bandung.

2 Comments Add yours

  1. @damae53 berkata:

    wah, senang lihat persahabatan yg begitu indah..
    semoga langgeng ya teh, 🙂

    Suka

    1. jundiurna92 berkata:

      Aamiin 🙂 Nuhun damae.

      Suka

Tinggalkan Balasan ke jundiurna92 Batalkan balasan